Sabtu, 05 Oktober 2013




Meyakini punarbhawa Melalui Pratyaksa Pramana
(pengetahuan/Pengalaman Secara Langsung)
Oleh:Nikadek Elfrida Putri
Om swastyastu
Pratyaksa Pramana adalah cara untuk mengetahui dan meyakini sesuatu dengan cara mengamati langsung terhadap sesuatu obyek, sehingga tidak ada yang perlu diragukan tentang sesuatu itu selain hanya harus meyakini. Misalnya menyaksikan atau melihat dengan mata kepala sendiri, kita menjadi tahu dan yakin terhadap suatu benda atau kejadian yang kita amati. Untuk dapat mengetahui serta merasakan adanya Sang Hyang Widhi Wasa dengan pengamatan langsung haruslah didasarkan atas kesucian batin yang tinggi dan kepekaan intuisi yang mekar dengan pelaksanaan yoga samadhi yang sempurna. Dalam Wrhaspati Tattwa sloka 26 disebutkan: Pratyaksanumanasca krtan tad wacanagamah pramananitriwidamproktam tat samyajnanam uttamam. Ikang sang kahanan dening pramana telu, ngaranya, pratyaksanumanagama.
Adapun orang yang dikatakan memiliki tiga cara untuk mendapat pengetahuan yang disebut Pratyaksa, Anumana, dan Agama.
Pratyaksa ngaranya katon kagamel. Anumana ngaranya kadyangganing anon kukus ring kadohan, yata manganuhingganing apuy, yeka Anumana ngaranya.
Pratyaksa namanya (karena) terlihat (dan) terpegang. Anumana sebutannya sebagai melihat asap di tempat jauh, untuk membuktikan kepastian (adanya) api, itulah disebut Anumana.
Banyak sekali pertanyaan serta hujatan yang di tujukan untuk umat hindu mengenai ajaran yang menjelaskan tentang kelahiran yang berulang-ulang yang secara umum biasa di sebut reinkarnasi atau dalam umat hindu sering disebut dengan punarbhawa.
Dalam hal ini penulis ingin menjelaskan tentang punarbhawa yang sebenarnya sulit dibuktikan dengan teori dari itu penulis mengaitkan sebuah cerita nyata yang dapat menjelaskan bahwa punarbhawa memang terjadi.  
Lalu bagaimana dengan Punarbhawa? Apakah bisa dibuktikan dengan Pratyaksa Pramana?
Kata punarbhawa terdiri dari dua kata Sanskerta yaitu "punar" (lagi) dan "bhawa" (menjelma). Jadi Punarbhawa ialah keyakinan terhadap kelahiran yang berulang- ulang yang disebut juga penitisan atau samsara. Dalam Pustaka suci Weda tersebut dinyatakan bahwa penjelmaan jiwatman berulang- ulang di dunia ini atau di dunia yang lebih tinggi disebut samsara. Kelahirannya yang berulang- ulang ini membawa akibat suka dan duka. Punarbhawa atau samsara terjadi oleh karena jiwatman masih dipengaruhi oleh Wisaya dan Awidya sehingga kematiannya akan diikuti oleh kelahiran kembali.
Dalam Bhagavad-Gita Sang Krisna berkata:
Wahai Arjuna, kamu dan Aku telah lahir berulang- ulang sebelum ini, hanya Aku yang tahu sedangkan kamu tidak, kelahiran sudah tentu akan diikuti oleh kematian dan kematian akan diikuti oleh kelahiran.


Penelitian Ilmiah Reinkarnasi Kehidupan
Reinkarnasi memiliki hubungan yang erat dengan Karma yang mana keduanya merupakan suatu proses yang terjalin erat satu sama lain. Reinkarnasi dapat dikatakan sebagai kesimpulan atas semua karma yang telah didapat dalam suatu masa kehidupan. Baik buruknya karma yang dimiliki seseorang akan menentukan tingkat kehidupannya pada reinkarnasi berikutnya.
Dengan keyakinan terhadap reinkarnasi ini dan hubungannya dengan karma, maka umat harus sadar bahwa kehidupan sekarang ini merupakan kesempatan yang baik untuk memperbaiki diri demi kehidupan yang lebih baik pada masa datang.

Gejala reinkarnasi kehidupan merupakan dunia penelitian yang sedang populer saat ini pada banyak kalangan ilmuwan Barat. Banyak sekali manusia di dunia, khususnya anak-anak, tanpa sengaja ataupun secara kebetulan mendapati dirinya bisa mengingat kembali kehidupan mereka sebelumnya, dan mengenai gambaran perinciannya sangat nyata dan dapat dipercaya. Dalam artikel ini akan diperkenalkan monograf reinkarnasi kehidupan yang ditulis oleh Doktor Gina Cerminara setelah melalui penelitian yang panjang. Bangsa China sering mengatakan bahwa seseorang yang memiliki keberuntungan atau nasib baik adalah diperoleh dari kebajikan atau amalnya pada kehidupan sebelumnya, sedangkan yang nasibnya malang adalah akibat karma yang ditimbulkan pada kehidupan sebelumnya. Di dalam sebuah buku "Many Mansions", Doktor Gina Cerminara melalui contoh peristiwa reinkarnasi membeberkan karma kehidupan sebelumnya dengan kesehatan kehidupan sekarang dan hubungannya dengan kehidupan manusia, telah membuktikan hubungan yang erat pada pandangan tentang reinkarnasi dan karma yang beredar di masyarakat dari generasi ke generasi. Pandangan yang terdapat dalam buku dengan pengalaman kuno Bangsa China secara kebetulan memiliki pandangan yang sama bahwa karma pada kehidupan sebelumnya adalah sumber penderitaan kehidupan sekarang dan nasib malang, semua penuturan ini bukan hanya mendidik orang untuk belajar disiplin berbuat baik, namun memiliki hubungan sebab akibat nyata di dalamnya. Edisi pertama buku "Many Mansions" Gina Cerminara diterbitakan pada tahun 1995. Menurut pernyataan Morey Bernstein, bahwa buku ini pernah mendorongnya memasuki penelitian terhadap reinkarnasi. Karya terkenal Bernstein, The Search for Bridey Murphy, pada tahun 1956 dapat dikategorikan sebagai jalan masuk sesudahnya hingga sekarang untuk membangkitkan penelitian reinkarnasi.
Sebuah contoh kasus punarbhawa / reinkarnasi:
Reinkarnasi Dorothy Eady
Adalah Dorothy Eady, seorang wanita Inggris yang mengalami fenomena reinkarnasi yang sangat menggemparkan Inggris dan Mesir. Dorothy satu-satunya manusia yang dilaporkan mengalami reinkarnasi seorang tokoh "biarawati" pelayan kuil Osiris di zaman Firaun Seti I Mesir Kuno dari masa 1320–1200 sebelum Masehi. Ia kemudian dikenali sebagai Omm Sety.
Kisah spektakuler yang kontroversial tentang Dorothy Eady dimulai dari sebuah tempat diLondon, Inggris, saat ia berusia 3 tahun.Dalam sebuah insiden, Dorothy kecil terjatuh dari lantai atas rumahnya. Ia mengalami koma dan akhirnya tim dokter yang merawatnya menjatuhkan vonis meninggal dunia pada balita kelahiran 16 Januari 1904 itu. Saat itu tanda-tanda kehidupan dan seluruh organ vital Dorothy memang berhenti beraktivitas.
Tiada yang tahu bagaimana terjadinya, namun sekian saat setelah tubuh Dorothy akan disemayamkan, ternyata anak perempuan kecil itu tiba-tiba bangkit kembali dari kematian dalam kondisi segar bugar. Seluruh keluarga terperanjat. Namun, tak ada yang tahu bahwa sebuah pintu dimensi dari masa lalu telah terbuka dan sebuah jiwa dari masa Mesir Kuno merangsek masuk ke tubuh Dorothy kecil yang hampir kaku. Namun sejak vonis kematiannya, Dorothy Eady yang hidup kembali itu memiliki kepribadian yang berbeda sama sekali dengan Dorothy Eady yang dikenal ayah ibunya. Bocah tiga tahun ini memiliki kepribadian yang jauh lebih dewasa dan senantiasa bermimpi tentang kuil-kuil Mesir Kuno. Ia selalu berkisah tentang Mesir Kuno, dinasti Firaun Seti I dan mampu mendeskripsikan kehidupan di sekitar kuil Mesir Kuno seribuan tahun sebelum masehi. Dorothy Eady juga kerap menuntut ayah ibunya untuk memulangkannya ke tempat tinggalnya. Ayah dan ibunya yang keturuan Irlandia itu sama sekali tak mengerti maksud putri mereka tentang "pulang ke tempat tinggalnya". Sejalan bertambahan usia, Dorothy Eady semakin berminat dan tertarik pada literatur dan semua hal yang berbau Mesir. Maka suatu ketika ia diajak berkunjung ke British Museum di London, Dorothy Eady begitu tergila-gila dengan ruang pamer benda-benda peninggalan Mesir Kuno. Ia merasa bahwa semua peninggalan Mesir Kuno itu adalah bagian dari kehidupannya. Ia menciumi patung-patung Dewa Mesir, memeluk peti-peti mummy dan bertingkah aneh dengan suaranya tiba-tiba lebih berat dan sarat kerinduan ketika berkata "ini adalah bagian dari keluarga dan rumahku!" Ia kemudian menyewa tempat tinggal di dekat British Museum dan bergaul dengan Ernest A Wallis Budge seorang kurator dan pakar Mesir di museum tersebut. Ia memperdalam kajian hiroglif dan sejarah Mesir Kuno.

Para pakar di British Museum dan ahli Mesir Kuno terperanjat akan pengetahuan dan kemahiran Dorothy dalam menuliskan dan menerjemah hiroglif Mesir Kuno dan kedalaman pengetahuannya tentang detail kuil-kuil Mesir Kuno dari zaman Firaun Seti I. Padahal Dorothy sama sekali tidak pernah belajar dan dibimbing dalam hal tersebut, namun kemampuan itu muncul begitu saja dengan sangat mengagumkan. Dorothy sendiri mengaku dirinya adalah titisan dari seorang biarawati pelayan kuil Osiris di Abydos yang pernah hidup di masa antara 1320–1200 sebelum Masehi. Ia merasa telah bereinkarnasi dalam tubuh Dorothy Eady. Setelah menikah dengan seorang pemuda Mesir (1933) ia pun mencapai tujuan yang sejak kecil menghantuinya: kembali ke kuil Osiris dan menjejak kaki kembali di tanah Mesir!
Keahlian Dorothy yang luar biasa tentang Mesir Kuno melebihi pengetahuan para sarjana tentang Mesir. Hal ini kemudian menuntunnya pada perjalanan ke Mesir. Ia kemudian mendapat pekerjaan sebagai asiten arkeolog dalam penggalian di situs Giza di Kairo, dan sering dipekerjakan oleh para ahli yang memperdalam kebudayaan tentang Mesir Kuno. Ia melakukan itu selama dua puluh tahun lebih. Dorothy Eady pernah ikut sebagai pembantu utama dalam proyek penelitian Dr Selim Hassan yang kemudian mempublikasikan Penggalian Situs Giza. Ia pernah juga bekerja pada Dr Ahmed Fakhry sebagai konsultan dan asisten pada penelitian piramid di Dahshur. Dalam dua studi dan penggalian situs Mesir kuno ini perannya sangat menonjol dan sungguh mengagumkan kedua pakar Mesir kuno itu. Dorothy sangat memahami budaya dan arsitektur serta sistem pemujaan dewa-dewa di zaman Mesir Kuno. Ia memberikan gambaran yang detail, menerjemahkan hiroglif degan mudah, dan memberi saran-saran ilmiah yang ternyata sejalan dengan fakta sejarah yang kemudian ditemukan para ahli Mesir.

Dari berbagai pengalaman kerja dengan para pakar kelas dunia ini ia pun semakin populer di kalangan peneliti budaya Mesir Kuno. Bahkan kisah hidup Dorothy Eady yang berganti nama menjadi Omm Sety (yang artinya ibunda Seti) menarik perhatian dunia. Kisahnya sudah dibukukan dan difilmkan sebagai fenomena sebuah reinkarnasi! Dorothy memang menghabiskan masa tuanya di kuil Osiris di Abydos, dan menjadi penjaga kuil kuno tersebut, karena kemampuan dan keahliannya tentang Mesir Kuno yang amat spektakuler. Apakah Dorothy memang reinkarnasi dari seorang wanita yang pernah hidup ribuan tahun lalu di sebuah kuil di Mesir?*
Sejak bangkit kembali dari "kematian", Dorothy Eady kemudian menjadi sorotan publik. Menjadi satu bukti tentang teori 
reinkarnasi. Sahabat anehdidunia.blogspot.com keterkejutan dunia karena Dorothy di bawah usia 3 tahun dan Dorothy di atas 3 tahun ternyata adalah dua pribadi yang berbeda dalam satu tubuh. Dihubungkan oleh sebuah insiden yang membuka pintu dimensi dunia astral dan dunia nyata. Walau sebagian orang tak yakin akan teori reinkarnasi, setidaknya masih menyisakan tanya dari mana semua pengetahuan Dorothy Eady tentang detail Mesir Kuno? Ia sangat mahir menerjemahkan hiroglif Mesir Kuno tanpa pernah belajar. Bisa memberikan gambaran tepat tentang beberapa detail kuil Osiris di Abydos yang dibangun pada dinasti Firauan Seti I. Sejak lama Dorothy Eady telah sering memimpikan sebuah kuil di wilayah Abydos, Mesir dekat Sungai Nil. Ia mengaku telah melakukan perjalanan astral lewat dunia mimpi ke berbagai sudut kuil tersebut. Anehnya, walau belum pernah berkunjung ke sana, Dorothy bisa memberikan beberapa detail kuil Osiris dan Firaun Seti di Abydos dengan sempurna.

Keinginan "kembali" ke Mesir, mendorong sosok reinkarnasi di tubuh Dorothy Eady mencari jalan untuk meuwujudkan semua keinginannya. Belakangan setelah cukup dewasa, ia pun pasca Perang Dunia Pertama di tahun 1933, ia menikah dengan seorang pemuda Mesir dan mendapat seorang anak tunggal yang diberi nama Seti. Sejak itu ia merubah namanya menjadi Omm Sety (Um Seti). Setelah menikah ia tinggal di Mesir dan bekerja pada bidang arkeologi dan sejarah. Selama 19 tahun tinggal di Kairo, Mesir, ia belum sempat berkunjung ke Abydos.

Pada kurun tahun 1953, di usia akhir 49 tahun, ia pun untuk pertama kali melakukan kunjungan ziarah ke kuil Firaun Seti di Abydos yang juga tempat makam dewa Osiris Mesir kuno. Beberapa tahun kemudian, ia dipindahtugaskan ke Departemen Purbakala Mesir sebagai asisten khusus. Saat itulah ia mendirikan rumah yan tak jauh dari situs Abydos. Keinginan yang kuat setelah mengabdi dan mendedikasikan semua pengetahuannya akan Mesir kuno terutama tentang kuil Firaun Seti I dan Osiris di Abydos, selama lebih dari 20 tahun,
Dorothy Eady yang bersalin nama menjadi Omm Sety pun kembali ke Abydos di tahun 1956. Sejak saat itu, ia setiap hari selalu berada di lokasi situs Abydos, terutama di kuil Firaun Seti I (Pharaoh Sety I) dan Kuil Osiris. Ia menghabiskan masa tua sampai akhir hayatnya di kuil bangunan Mesir kuno itu. Mengabdikan diri pada pelestarian adat budaya zaman Mesir kuno, ia menjadi perawat tetap kuil tersebut, dan melakukan ritual yang bahkan sudah tidak diketahui oleh orang-orang Mesir kini. 
Menurut sejumlah pakar dan ahli sejarah Mesir kuno, sebagai titisan biarawati pemuja Osiris ia adalah satu-satunya bukti hidup yang masih mempraktikkan ritual kuno yang hanya ditemukan lewat hiroglif kuno usia ribuan tahun. Dorothy Eady mempraktikkan ritus agama Mesir kuno tersebut yang membuat ahli kagum sekaligus mengakui detail penguasaannya akan kebudayaan Mesir kuno. Tahun 1973, Dorothy yang berusia 69 tahun meninggalkan wasiat penting pada pejabat berkompeten atas kuil Abydos. Ia memohon pemerintah dan para pegawai di situs purbakala itu bersedia memakamkan jasadnya kelak di dekat kompleks situs kuil Firaun Seti dan Kuil Osiris, Abydos, agar kematian keduanya tenang. Delapan tahun kemudian di usia 77 tahun (1981), Dorothy Eady alias Omm Sety wafat dalam damai. Sesuai wasiatnya, pemerintah setempat memakamkannya di belakang situs kuil Firaun Seti I di Abydos. Sebuah penghargaan tertinggi pemerintah dianugerahkan kepadanya sebagai pakar ahli Mesir Kuno zaman Dinasti kesembilanbelas Firaun Seti.
Dalam filsafat agama Hindu, reinkarnasi terjadi karena jiwa harus menanggung hasil perbuatan pada kehidupannya yang terdahulu. Pada saat manusia hidup, mereka banyak melakukan perbuatan dan selalu membuahkan hasil yang setimpal. Jika manusia tidak sempat menikmati hasil perbuatannya seumur hidup, maka mereka diberi kesempatan untuk menikmatinya pada kehidupan selanjutnya. Maka dari itu, munculah proses reinkarnasi yang bertujuan agar jiwa dapat menikmati hasil perbuatannya yang belum sempat dinikmati. Selain diberi kesempatan menikmati, manusia juga diberi kesempatan untuk memperbaiki kehidupannya (kualitas). Jadi, lahir kembali berarti lahir untuk menanggung hasil perbuatan yang sudah dilakukan. Dalam filsafat ini, bisa dikatakan bahwa manusia dapat menentukan baik-buruk nasib yang ditanggungnya pada kehidupan yang selanjutnya. Ajaran ini juga memberi optimisme kepada manusia, bahwa semua perbuatannya akan mendatangkan hasil, yang akan dinikmatinya sendiri, bukan orang lain.
Sekianlah kisah sebagai suatu pengetahuan yang secara langsung dialami dan menjadi pembelajaran untuk umat manusia bahwa reinkarnasi memang benar terjadi.
Om santih santih santih om

Tidak ada komentar:

Posting Komentar